Jumat, 03 April 2020


CARA KREATIF BELAJAR SINEMATOGRAFI dari RUMAH di TENGAH PANDEMIK COVID-19

Hai guys! Akhirnya kembali lagi diblog aku,eh iya pada dirumah aja kan?pastinya harus dirumah aja untuk memutuskan rantai virus yang menyebar di INDONESIA.Buat yang dirumah kan yok kita belajar dari rumah dan bekerja dari rumah.
Karena aku seorang mahasiswi jadi kuliah ku dialihkan menjadi kuliah online,supaya mata kuliah tetap berjalan dengan kondusif.Ada salah satu mata kuliah Sinematografi yang belajar tentang perfilman bener – bener mata kuliah favorite,tapi dengan adanya karantina buat kami stop untuk belajar tatap muka,supaya kita aman dan sehat.Semoga cepat pulih Bumi ku.
Aku bakalan kasih tips cara kreatif belajar Sinematorgrafi dari rumah di tengah pandemik covid -19.Pasti kalian punya handphone semua kan? Nah dari Handphone kita bisa belajar teknik dasar Sinematografi dengan steady camera.

1.                  Extreme Long Shot
Teknik Extreme Long Shot biasanya dilakukan ketika kamu ingin memperkenalkan sebuah gambar awal yang menunjukkan seluruh lokasi sebuah adegan atau isi ceritanya. Teknik ini membuat gambar yang diambil terlihat jauh dan kecil. Dimensi yang ingin ditangkap otomatis bersifat lebar.
Teknik ini memperlihatkan bahwa kamu ingin menunjukkan set lokasi di mana adegan atau scene tersebut terjadi (pengenalan lokasi). Biasanya rule of third diindahkan, namun tidak lama-lama karena langsung disambung dengan shot lain yang memperhitungkan aturan rule of third.
2.                  Very Long Shot
Kamu bisa langsung menggunakan teknik Very Long Shot dari Extreme Long Shot. Satu hal yang perlu diperhatikan, harus ada setidaknya satu objek utama yang mau kamu tonjolkan. Set lokasi boleh sama karena di sini kamu berusaha menunjukkan siapa atau apa yang mau kamu tekankan atau sampaikan.
3.                  Long Shot
Teknik long shot cinematography adalah untuk mengantarkan mata penonton kepada keleluasaan suatu objek (who or what). Dalam istilah lain dikenal dengan nama landscape format size. Biasanya digunakan untuk opening shot dengan diwakilkan oleh gambar atau objek seutuhnya dengan mengedepankan aturan rule of third.
4.                  Medium Close Up
Hampir sama dengan medium shotmedium close up juga bisa kamu gunakan sebagai alternatif lain saat kamu sedang menggarap video wawancara. Dikenal dengan istilah potret setengah badan, keunggulan yang bisa kamu dapatkan ketika memadukan antara medium shot dengan medium close up adalah gambar yang dinamis dan mendetail sehingga penonton tidak jenuh.
Sudut pandang atau camera angle juga memengaruhi dua teknik ini. Ada baiknya sudut pengambilan gambarnya berbeda. Misalkan medium close up kamu ambil dari kanan, lalu medium shot kamu ambil dari sebelah kiri.
6.     Close Up
Kalau medium shot merupakan teknik terbaik, maka close up adalah teknik yang paling populer digunakan. Komposisi ini memiliki karakter fokus pada wajah orang. Teknik close up juga cocok digunakan baik untuk wawancara maupun adegan tertentu karena memperlihatkan dengan jelas reaksi atau ekspresi orang.

Konsep Dasar Membuat Film

Sebuah karya film terdiri dari integrasi jalinan cerita. jalinan cerita terbentuk dari menyatunya peristiwa atau adegan-scene. Adegan terdiri dari beberapa sudut pengambilan gambar-shot. Dengan demikian, penggarapan sebuah karya film yang harus diupayakan sesempurna mungkin. Ada beberapa shot yang biasanya perlu diulang atau diperbaiki untuk mendapatkan hasil yang paling baik. proses itu disebut re-take.
1. Prinsip Penggunaan Bahasa Film
Komunikasi yang tercipta melalui media film hanya berjalan satu arah yakni kepada komunikan atau penonton. Untuk menyampaikan amanat film tersebut, dibituhkan suatu media. Oleh karena itu terdapat 3 faktor utama yang mendasari bahasa film, yaitu :
a.  Gambar/visual
Gambar dalam karya film berfungsi sebagai sarana utama. Oleh karena itu, andalkan terlebih dahulu kemampuan penyampaian melalui mediagambar tersebut untuk menanamkan informasi. Gambar menjadi daya tarik tersendiri diluar alur cerita.
    b.     Suara/audio
Keberadaan suara berfungsi sebagai sarana penunjang untuk memperkuat atau mempertegas informasi yang akan disampaikan melalui bahasa gambar. Sound effect dan ilustrasi musik akan sangat berguna untuk menciptakan mood atau suasana serta memperkuat informasi.
c.      Keterbatasan waktu
Faktor keterbatasan waktulah yag mengikat dan membatasi pengguanaan kedua sarana bahasa film diatas. Oleh karenanya, perlu diingat bahwa informasi yang penting saja yang diberikan. Penonton menganggap semua yang ditampilkan adalah penting. Jika ada informasi yang tidak penting, penonton akan menganggapnya penting, sehingga dapat membingungkan imajinasi.
2.     Seni Memahami Karakter Penonton
Berkarya dalam film memiliki sisi keasyikan tersendiri karena ada semacam seni atau permainan untuk emmahami karakter penonton. Komunikasi media film hanya berjalan one way traffic/satu arah. Oleh karena itu, pembuat karya film harus jeli melihat segmen penontonnya.
a.      Kemampuan menduga
Salah satu keasyikan penonton yang harus kita hargai adalah kemampuan emnduga adegan selanutnya. Hal tersebut muncul ketika pelaku dan alurnya bisa dipahami oleh penonton dan sanggup menggerakkan pikiran sebagai efek dari planting information (penanaman, informasi) sebelumnya.
b.     Faktor Penurut
Keasyikan yang lain adalah ketika penonton cenderung menuruti alur dan informasi yang diberikan meskipun secara sengaja informasi utama disembunyikan sehingga mereka salah mengerti/salah menduga. Ketika informasi utama/informasi yang benar tersebut diberikan, penonton akan merasa mendapatkan surprise.
c.      Identifikasi
Pada umumnya, setiap penonton cenderung tertarik pada tokoh yang baik atau memiliki kemampuan hebat. Mereka kemudian mengidentifikasikan dirinya/ terbawa secara emosional kepada tokoh tersebut. Hal yang perlu diperhatikan dalam penokohan adalah tokoh yang mampu membuat simpati penonton berubah-ubah.
d.     Kemampuan Kalkulasi
Hampir serupa dengan kemampuan menduga diatas, tetapi lebih dititikberatkan pada keinginan penonton untuk menghitung alur pemecahan masalah. Kelkulasi tersebut akan emmungkinkan penonton untuk untuk mempersiapkan tenaga saat menghadapi adegan-adegan yang membutuhkan pemecahan masalah yang sudah diperhitungkan sebelumnya.
e.      Kemampuan Mata dan Telinga
Kedua kemampuan yang biasa diperhitungkan oleh pembuat film adalah kemampuan penglihatan, yang lebih diandalkan untuk menerima informasi, di dukung dengan daya pendengaran. Akan lebih meletihkan bila hanya mengandalkan suara sebagai penyampai informasi. Oleh karena penonton terlanjur terbiasa menggunakan gambar untuk membantu imajinasinya.
3.     Mekanisme Produksi
Mekanisme produksi yang akan dibahas disini adalah tahap-tahap yang biasa dilalui dalam proses produksi film dan disesuaikan dengan produksi film indie yang diadaptasi dari penggarapan film layar lebarberdurasi panjang.
a.      Mengolah Ide Cerita
Hal yang perlu diperhatikan adalah mengolah ide cerita menjadi sebuah skenario dengan beberapa tahap yang biasa dilalui agar arahnya jelas, tidak melenceng jauh dari ide dasar dan agar kerangka ceritanya terkunci. Setiap tahapnya akan dibicarakan lebih lanjut dalam pembahasan mengenai skenario.
b.     Skenario Draft Awal
Mengolah kembali skenario draft awal untuk mendapatkan draft final skenario. Hal tersebut bisa dilakukan dalam beberapa kali briefing praproduksitriangle system, yaitu sutradara, produser an penulis skenario.

c.      Menyusun Kru Produksi
Setelah konsep produksi dan perkiraan rencana kebutuhan disepakati, perlu kiranya merekrut kru produksi yang sesuai dengan bidang yang ada dilapangan.
d.   Melengkapi Formulir Produksi
Setelah mendpatkan kru yang solid, diadakan rapat produksi bersama untuk melengkapi formulir dan berbagai catatan produksi secara lengkap sebagai petunjuk pelaksanaan di lapangan.
e.   Casting Pemeran
Untuk memerankan tokoh yang digambarkan dalam skenario, dibutuhkan casting pemeran. Tahap casting sebenearnya tidak mudah. Jangan sampai memilih teman sebagai pemeran utama tanpa memiliki bekal seni acting, ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan, antara lain pembawaan naskah acting atapun postur tubuh yang sesuai dengan tuntutan skenario sutradara.
f.   Reading dan Rehearsal Talent
Pada tahap reading, talent dituntut bisa membawakan dialog dalam skenario dnegan pas, meliputi dialek, pemahaman karakter yang dimainkan, mimik wajah, dll. Dalam rehearsal, talent harus menguasai blocking sesuai oermintaan sutradara. Jika memungkinkan, talet bisa berlatih di lokasi yang akan digunakan dalam proses pengambilan gambar. Jika perlu, talent yang telah terpilih dikarantina dalam satu tempat khusus untuk beradaptasi antara satu sama lain dan terfokus pada film yang akan mereka bintangi
g.   Menentukan Lokasi
Masih pada tahap praproduksi, departemen lain, yaitu departemen penyutradaraan, dibantu oleh departemen produksi mencari loasi yang sesuai dengan location on script.
h.   Penyiapan Perangkat Produksi
Jangan lupa untuk selalu mengecek segala perangkat produksi serta kelayakan pemakaian kualitas dan kapasitas kerja supaya proses produksi yang dijadwalkan tidak terhambat.
i.    Briefing Produksi
Briefing produksi juga merupakan tahap yang penting agar produksi terlaksana sesuai mekanisme dan prosedur kerja yang diinginkan. Selain itu, briefing produksi merupakan langkah bagi setiap kru yang tergabung dalam pelaksana produksi untuk beradaptasi. Agar pemahaman cara kerja masing masing wewenang, dan batas kerjanya tidak tumpang tindih, pengaturan hendaknya disesuaikan dengan intruksi sutradara sebagai pemimpin produksi di lapangan
j.     Shooting
Setelah semua persiapan produksi dilakukan dengan tertib, langkah berikutnya adalah tahap produksi, yaitu shooting. Bisa dikatakan bahwa 70% proses produksi dihabiskan untuk tahap praproduksi pematangan konsep produksi pada tahap praproduksi memungkinkan pelaksanaan produksi tak banyak membuang waktu untuk membicarakan dari mana kamera merekam gambar, apa saja yang dilakukan talent saat itu, atau bahkan terlupakannya properti produksi yang harusnya ada. Dengan kata lain, pelaksanaan shooting hanya tinggal melakukan apa yang telah direncanakan secara matang pada tahap praproduksi.
k.    Evaluasi kerja produksi
Setelah selesai melakukan pengambilan gambar, usahakan untuk melakukan evaluasi kerja produksi setiap hari. Hal tersebut bertujuan agar kesalahan dan kendala produksi pada hari tersebut tak terulang kembali pada hari berikutnya
l.     Editing
Tahap berikutnya adalah tahap terakhir/editing. Hal yang dilakukan bukanlah sekedar memilih gambar dan menggabungkannya saja, tetapi lebih dari itu. Pemberian sentuhan seni juga perlu dilakukan, seperti memberi visual effect/sound effect yang mendukung jalannya cerita.
m.   Penanyangan Film Perdana
Proses editing memang merupakan akhir dari proses produksi. Namun prosesnya tak berhenti sampai disitu saja. Pemasaran karya film baru saja dimulai. Pertama kali diadakan premiere/launching penayangan film perdana. Dari situlah, karya film siap untuk diputar dan dipertontonkan kepada masyarakat umum.


3 komentar:

  1. Mana cara kreatif belajar Sinematografinya?

    BalasHapus
  2. cara kreatif nya belajar dri rumah yg pertama per banyak membaca buku tentang film kedua perbanyak menonton film dengan berbeda genre mengapa?karena kita bisa tau apa perbedaan angel,editing dri film tersebut dan feel yg kita rasain stelah menonton film tersebut dan yg terakhir menonton tutorial editing di ytb menggunakan aplikasi yg pro untung editing film☺️👍🏻

    BalasHapus