Senin, 18 Maret 2019

LOBBY,NEGOSIASI & PRESENTASI


 Lobby,Negosiasi & Presentasi






Alasan Mempelajari Teknik Lobi
Beberapa alasan mempelajari teknik lobi adalah:
  1. Karena PR akan terjun ke masyarakat baik sebagai anggota masyarakat pada umumnya, maupun menjadi bagian dari organisasi yang berhubungan dengan pihak lain (stakeholder).
  2. PR dituntut mewakili perusahaan berhubungan dengan pihak luar (supplier) yang memasok kebutuhan organisasi atau perusahaan , dan sebagainya.
  3. Lobi diperlukan untuk melengkapi berbagai upaya organisasi atau perusahaan dalam memperoleh perizinan dan hal yang terkait dengan pihak luar. Pendapat Masyarakat Tentang Lobi
Beberapa pendapat masyarakat tentang lobi:
  • Keberhasilan lobi pada satu pihak sama artinya dengan kerugian pada pihak lain (kompetitor, masyarakat, ataupun mitra bisnis).
  • Lobi mengandung makna sedikit negatif karena tujuannya tidak lain adalah untuk mewujudkan kepentingan pelobi, bukan untuk kepentingan masyarakat banyak.
  • Memungkinkan pejabat pemerintah melakukan penyalahgunaan wewenang (Tarmudji, 1993: 2).
  • Lobi memungkinkan pejabat pemerintah memenangkan pelobi pelobi yang memiliki kelebihan dan memberikan dukungan fasilitas padanya.
  • Pejabat pemerintah tidak memandang kualitas, profesionalisme, dan nilai-nilai positif lainnya.
  • Seperti sebilah pedang yang tajam yang bisa dipandang negatif atau dipandang positif.
Pentingnya Lobi bagi Individu dan Organisasi
Lobi sangat penting untuk diterapkan karena:
  • Lobi diartikan sebagai rangkaian upaya untuk mendapatkan kepercayaan dari seluruh mitra bisnis.
  • Keterampilan melobi semakin dirasakan penting mengingat tantangan organisasi
    HUBUNGAN LOBI DAN KOMUNIKASI
    DEFINISI KOMUNIKASI
    Lasswel mendefinisikan komunikasi dengan: who says what-in which channel-to whom-and with what effect.
    Maka komponen dalam komunikasi terdiri dari:
  • Komunikator (siapa)
  • Pesan (mengatakan apa)
  • Saluran (melalui saluran apa)
  • Komunikan (kepada siapa)
  • Efek (dengan efek bagaimana)
Beberapa tujuan dari komunikasi adalah untuk:
  • Mempengaruhi
  • Menarik perhatian
  • Menarik simpati
  • Menimbulkan empati
  • Menyampaikan informasi
Bila dikaitkan dengan kegiatan Public Relations, maka PR harus benar-benar memahami esensi dari kegiatan komunikasi itu sendiri agar tujuannya (pencitraan) dapat tercapai.

POSISI LOBI DALAM KOMUNIKASI
5 konteks atau tingkatan analisis dalam komunikasi (Littlejohn, 1989)
  • Komunikasi Intrapribadi (intrapersonal communication). Komunikasi yang terjadi dalam diri sendiri dan pelakunya berbicara dengan diri sendiri secara sadar atau tanpa disadari. Contonhnya: berpikir.
  • Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication). Komunikasi yang dilakukan antara dua orang (dyadic communication), biasanya dalam bentuk tatap muka langsung
  • Komunikasi Kelompok (group communication). Sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama.
  • Komunikasi Organisasi (organization communication). Tidak jauh berbeda dengan komunikasi kelompok, hanya saja kegiatan komunikasinya bersifat lebih formal dan lebih mengutamakan prinsip-prinsip efisiensi dan efektivitas.
  • Komunikasi Massa (mass communication). Komunikasi yang menggunakan media massa sebagai medium atau salurannya, baik media cetak maupun elektronik, dan biasanya kegiatan komunikasi nya dikelola suatu lembaga atau orang yang dilembagakan.
HUBUNGAN LOBI DAN KOMUNIKASI
  • Lobi merupakan kegiatan komunikasi yang bersifat informal guna membujuk, merayu, atau mempengaruhi pihak lain agar pihak lain tersebut menyetujui usulan, gagasan ataupun pokok pikiran si pelobi.
  • Lobi dapat dilakukan di dalam beberapa konteks komunikasi, seperti komunikasi intrapribadi, interpribadi, kelompok, organisasi, dan massa.
  • Dalam komunikasi organisasi, kerangka berpikir anggota organisasi harus diperhatikan karena satu dan lainnya berbeda-beda.
  • Keberhasilan lobi dalam komunikasi kelompok dipengaruhi karena adanya teori tentang komunikasi kelompok itu sendiri, alasannya adalah lobi kerap dilakukan tidak hanya orang per orang , melainkan dilakukan tim.
  • Dalam komunikasi politik, lobi juga berhubungan dengan propaganda (teknik mempengaruhi), dan komunikasi persuasif (tujuan ingin membujuk).
  • Dalam komunikasi antarbudaya, lobi sangat diperlukan bagi para pelobi terutama bila sasarannya adalah orang dari daerah atau bahkan negara yang berbeda, sehingga konflik (miscommunication) tidak terjadi. 
  
Pengertian Negosiasi

Sama seperti lobby, negosiasi pada dasarnya tidak dapat dihilangkan dari kehidupan sehari hari. Setiap orang pada dasarnya selalu melakukan negosiasi dengan orang lain agar kepentingannya dapat tercapai. Negosiasi pada dasarnya merupakan kegiatan tawar menawar yang dilakukan oleh dua (2) pihak agar kepentingan masing-masing dapat terakomodasi dengan baik. Negosiasi karena itu merupakan proses untuk mencapai kesepakatan antara dua pihak.  Misalnya, Saat seorang calon karyawan melakukan proses tawar menawar gaji juga merupakan bagian dari proses negosiasi.
Negosiasi pada dasarnya merupakan proses untuk mencapai suatu titik temu. Dengan demikian negosiasi adalah alat ataupun sarana bagi dua pihak untuk saling mempengaruhi.

Berikut beberapa penjabaran negosiasi. Diantaranya Hartman menyebutkan negosiasi sebagai proses komunikasi antara dua pihak, yang masing-masing mempunyai tujuan dan sudut pandang mereka sendiri, yang berusaha mencapai kesepakatan yang memuaskan kedua belah pihak mengenai masalah yang sama
Sementara itu Oliver mendefinisikan negosiasi lebih kepada proses jual beli, dimana kondisi ini mencerminkan posisi keduanya yang seimbang seperti halnya pembeli berhak memperoleh barang sesuai dengan harga yang dikeluarkan sebaliknya penjual juga berhak memperoleh keuntungan sesuai kualitas barang yang ditawarkannya. Oliver mendefinisikan lobbying sebagai sebuah transaksi dimana kedua belah pihak mempunyai hak atas hasil akhir. Hal ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses yang saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai suatu kesepakatan bersama.
Sedangkan menurut Fisher R dan William Ury; Negoisasi adalah komunikasi dua arah dirancang untuk mencapai kesepakatan pada saat keduabelah pihak memiliki berbagai kepentingan yang sama atau berbeda.
Dari beberapa uraian diatas diatas, dapat dikemukakan bahwa suatu proses negosiasi selalu melibatkan dua pihak atau lebih yang saling berinteraksi, mencari suatu kesepakatan bagi kedua belah pihak dan mencapai tujuan yang dikehendaki bersama. Hasil akhir dari proses negosiasi itu sendiri merupakan kesepakatan bersama
Negosiasi adalah suatu proses yang dinamis, yang melibatkan penyesuaian diantara dua pihak yang terlibat, dimana masing masing pihak memiliki kepentingan berbeda. Komunikasi dua arah yang dikemukakan Fisher, misalnya memberikan gambaran bahwa proses negosiasi tidak seharusnya bersifat linier atau searah, dimana ada salah satu pihak yang menguasai jalannya proses negosiasi dan tidak memberi kesempatan pada pihak lain untuk memperoleh haknya.
Menilik dari uraian tersebut di atas, semestinya jika kedua belah pihak yang bernegosiasi tidak berusaha untuk mengalahkan salah satu pihak, sehingga hasil dari kesepakatan tersebut menguntungkan semua pihak yang terlibat. Artinya, tidak ada satupun pihak yang merasa dikalahkan atau dirugikan akibat adanya kesepakatan dalam bernegosiasi. Meskipun pada kenyatannya tidak selalu negosiasi berakhir dengan memuaskan semua pihak.
Dari berbagai uraian tersebut, jelas bahwa dalam proses negosiasi masing masing pihak yang terlibat tersebut harus beritikad baik untuk berusaha secara bersama sama mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan bagi kepentingan keduanya. Meskipun ada kalanya  hasil dari negosiasi itu adalah kesepakatan untuk tidak bersepakat terhadap sesuatu hal yang sedang dinegosiasikan tersebut.

Mengapa Perlu Negosiasi?
Dalam kehidupan sehari hari manusia tidak dapat dilepaskan dari kepentingan baik itu dalam kapasitasnya sebagi individu ataupun pada level organisasi. Di satu sisi manusia menginginkan agar kepentingannya tetap terakomodasi namun di sisi lain, tidak semua kepentingannya sejalan dengan kepentingan orang lain. Di sinilah pentingnya negosiasi, yakni sebagai sarana untuk menyelesaikan berbagai konflik ataupun masalah yang muncul sebagai akibat benturan kepentingan tersebut.
Pada dasarnya sejumlah pihak berusaha untuk berdamai dan melakukan negosiasi karena dua alasan ( Rogers, 2002) :

1)    Untuk menciptakan sesuatu yang baru yang tidak dapat dilakukan sendiri oleh masing masing pihak.
2)    Untuk menyelesaikan masalah atau menolak diantara pihak pihak yang terlibat. Karena orang dapat bernegosiasi mengenai banyak hal yang berbeda, memahami proses dasar dari negosiasi merupakan sesuatu yang penting bagi setiap orang yang melakukan kerjasama dengan orang lain.

Karakteristik dari suatu negosiasi
Ada setidaknya 6 karakterisitik yang mendorong dilakukannya negosiasi. Diantaranya , sebagaimana yang disebutkan oleh Helen Rogers

terdapat dua atau lebih pihak, dimana terdiri dari dua atau lebih individu, kelompok, atau organisasi.
terdapat suatu konflik kepentingan diantara dua atau lebih pihak, dimana apa yang diinginkan salah satu pihak tidak selalu diinginkan oleh pihak lain , dan oleh karena itu pihak pihak yang terlibat mencari cara penyelesaian konflik tersebut.
pihak pihak tersebut melakukan negosiasi karena mereka berpikir mereka dapat menggunakan sejumlah pengaruh untuk memperoleh kesepakatan yang lebih baik
pihak pihak yang yang terlibat, minimal pada saat terjadi masalah atau sengketa, lebih suka mencari kesepakatan dibadingkan dengan berkonflik secara langsung, melakukan kesepakatan sepihak, memutuskan hubungan atau menolak adanya pihak penengah untuk menyelesaikan masalah tersebut.
ketika kita melakukan negosiai, kita berharap adalah saling timbal balik (take and give). Kita berharap kedua pihak akan saling memodifikasi atau memberikan sesuatu dari pernyataan atau permintaan mereka. Meskipun kedua pihak pihak yang bersengketa mungkin pada awalnya berdebat keras untuk memperoleh apa yang mereka inginkan , masing masing saling mendorong untuk berdamai , biasanya kedua pihak akan memodifikasi kedudukan masing masing.
negosiasi yang berhasil melibatkan manajemen yang tak nampak (intangibles) sekaligus penyelesaian yanga dapat terlihat (tangibles) (misalnya harga atau daftar kesepakatan). Faktor faktor yang tidak dapat dilihat tersebut mendasari motivasi psikologis yang mungkin secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pihak pihak yang terlibat selama proses negosiasi.
Pengertian Negosiasi
Jenis negosiator
Ada dua macam negosiator :
  1. Value claimers
Memandang negosiasi sebagai suatu proses pertikaianmasing masing pihak berusaha mendapatkan sebanyak mungkin jatah atau kemenangan dan memberikan sesedikit mungkin jatah atau kemengan bagi pihak lawannya
  1. Value creators
Mengutamakan proses yang akan menguntungkan kedua belah pihak. Mencoba untuk menciptakan nilai tambah bagi kedua belah pihak yang bernegosiasi.cara yang digunakan adalah dengan mengembangkan hubungan yang kolaboratif, penyesuaikan kepentingan kedua belah pihak, bersikap ramah dan kooperatif.

Tujuan Negosiasi

Pada dasarnya ada beberapa tujuan yang hendak dicapai para pihak yang terlibat dalam proses negosiasi. Yang menjadi pokok persoalan, dalam proses negosiasi kadang tidak semua pihak mau mengakui dan menempatkan kepentingan pihak lawan sama kedudukannya dengan kepentingan dirinya sendiri. Karena itu ada beberapa tujuan pihak pihak yang terlibat dalam proses diplomasi:
  • Tujuan Agresif, berusahan memperoleh keuntungan dari kerugian (damage) pihak lawan.
  • Tujuan Kompetitif, berusaha memperoleh sesuatu yang lebih (getting more) dari pihak lawan
  • Tujuan Kooperatif, berusaha memperoleh kesepakatan yang saling menguntungkan (mutual gain)
  • Tujuan Pemusatan Diri, berusaha memperoleh keuntungan tanpa memperhatikan penerimaan pihak lain.
  • Tujuan Defensif, berusaha memperoleh hasil dengan menghindari yang negatif
  • Tujuan Kombinasi


Paradigma Negosiasi

Pada dasarnya ada dua paradigma yang dapat muncul dari proses negosiasi, yakni apakah masing masing pihak terpuaskan dan terakomodasi kepentingannya tanpa merasa dirugikan oleh pihak lawan, atau ada salah satu pihak yang merasa dirugikan.
  1. Negosiasi Menang – Kalah (Win – Lose)
  • Sudut pandang klasik yang memandang bargaining sebagai situasi win-lose, jika salah satu pihak menang maka pihak lain akan kalah
  • Disebut juga negosiasi Zero – Sum atau negosiasi distributive
  • Asumsi; sumber daya terbatas (limited resources) dan proses negosiasi untuk menentukan siapa yang akan mendapatkan sumber daya tersebut
  1. Negosiasi Menang – Menang (Win – Win)
  • Sudut pandang modern yang memandang negosiasi sebagai situasi win-win, di mana kedua belah pihak mendapat keuntungan sebagai hasil dari negosiasi.
  • Disebut juga negosiasi positive – sum atau negosiasi integrative
     
    Presentation Skill for Public Relations

    Presentation skill merupakan salah satu bagian dari public speaking atau kemampuan berbicara di depan publik yang sangat dibutuhkan, terutama bagi mereka yang pekerjaannya selalu berhubungan dengan orang atau pihak dari luar perusahaan. Ada berbagai bentuk praktik presentasi yang biasa sering digunakan dalam dunia profesional sesuai dengan fungsi dan urgensi masing-masing sesuai dengan tujuannya. Adanya presentasi informatif yang tujuannya sebatas memberikan informasi kepada audience yang terkait suatu konten. Contohnya saat HR Manager mengumpulkan seluruh karyawan untuk mensosialisasikan tentang tunjangan kesejehteraan di perusahaan tersebut. Ada pula presentasi yang lebih bersifat persuasif ayang berarti tujuannya lebih mempersuasi dan mengarahkan audience melalui konten yang disampaikan, seperti saat mempresentasikan proposal pengajuan kerja sama di depan klien atau saat mengikuti pitching untuk mendapatkan suatu project dari klien.  Bahkan saat kita presentasi di hadapan pimpinan atau manager sebagai kelayakan untuk mendapatkan promosi jabatan, tentu tujuannya juga untuk mempersuasi pimpinan.
    Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar presentasi dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan, baik dari segi style (performance) dan substance (konten dan materi). Dari segi style diperlukan penampilan yang menarik ketika menyampaikan presentasi, baik dari segi cara berdiri, posisi blocking, bahasa tubuh, tutur kata bahkan sampai pada pemilihan busana. Seorang presenter atau pemapar juga perlu mengetahui background dan karakteristik audience yang dihadapannya, sehingga  bahasa dan aksen yang digunakan sesuai dengan karakter audience. Sedangkan dari sisi konten yang perlu dipersiapkan tentu materi yang disusun dalam format power point, Prezi atau perangkat software lainnya. Konten yang ditampilkan juga perlu diperhatikan, tidak perlu terlalu banyak tulisan dan libatkan ilustrasi dalam bentuk gambar atau video agar audience tetap memperhatikan konten yang disajikan.
    Dalam dunia public relations, kemampuan presentasi merupakan skill yang wajib dikuasai karena fungsi public relations dalam membangun dan maintaining hubungan dengan stakeholder menuntut seorang public relations memiliki kemampuan public speaking dan networking yang baik. Presentation skill merupakan syarat mutlak yang biasanya ditemui dalam requirement saat akan melamar pekerjaan di dunia public relations. Kemampuan presentasi seorang public relations haruslah memiliki style yang menarik, namun juga harus menguasai subtansi dan konten yang harus disampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar