MANAJEMEN PUBLIC RELATION
Pengertian Manajemen PR
Dalam
pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi/humas akan menggunakan
konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya.
Bahwa proses humas (tahapan fact finding, planning, communicating, evaluation)
sepenuhnya mengacu pada pendekatan manajerial. Untuk keperluan
pembahasan manajemen hubungan masyarakat, maka sementara manajemen itu
dapat dirumuskan sebagai suatu proses dari kelompok orang-orang yang
secara koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama.
Manajemen PR
(humas) dapat dikatakan sebagai penerapan fungsi-fungsi manajemen
(perencanaan, pengorganisasian, penstaffan, pemimpinan dan evaluasi)
dalam kegiatan-kegiatan humas. Manajemen humas berarti melakukan
penelitian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi terhadap berbagai
kegiatan komunikasi yang disponsori oleh organisasi. Betuk kegiatan
komunikasi bisa berupa kegiatan kecil sampai pada kegiatan yang sangat
komplek seperti konferensi pers dengan menggunakan satelit.
Manajemen humas bisa mencakup :
· Manajemen terhadap seluruh kegiatan kehumasan yang dilakukan oleh organisasi
· Manajemen terhadap kegiatan-kegiatan kehumasan yang lebih spesifik atau yang berupa satuan-satuan kegiatan kehumasan.
Fungsi petugas PR atau PR Officer (PRO) pun berkembang seiring kemajuan dunia usaha. Ada 4 fungsi utama yang dituntut dari petugas PR, yaitu sebagai:
1. Communicator
Sebagai
juru bicara organisasi, PR berkomunikasi secara intensif melalui media
dan kelompok masyarakat. Hampir semua teknik komunikasi antar pesona (interpersonal communication) dipergunakan, komunikasi lisan, komunikasi tatap muka sebagai mediator maupun persuader.
2. Relationship
Relationship yang tidak harmonis beresiko menimbulkan ketidakpuasan publik yang pada akhirnya mengancam kelangsungan bisnis perusahaan.
3. Management backup
Menunjang
kegiatan departemen lain dalam perusahaan seperti bagian pemasaran,
operasional, teknik, keuangan, personalia demi terciptanya tujuan
bersama.
4. Good image maker
Menciptakan
citra perusahaan dan publisitas positif. Dalam dua dekade terakhir,
publik mencermati nama – nama pejabat PR yang kerap muncul sebagai nara
sumber perusahaan atau organisasi yang diwakilinya.
Dalam bukunya Effective Public Relations, Scott Cutlip menyebutkan lima fungsi PR di organisasi non profit:
1. Mengembangkan awareness dan persepsi masyarakat terhadap misi organisasi
2. Menciptakan saluran komunikasi yang tepat dengan publik yang dilayaninya
3. Menciptakan dan mengembangkan iklim dan budaya untuk fundraising
4. Memformulasikan kebijakan publik yang berkaitan dengan misi organisasi
5. Memotivasi etos kerja publik internal baik manajemen, karyawan, sukarelawan, dan mitra terkait untuk mencapai misi organisasi
Ruang Lingkup Manajemen Public Relations
Adapun ruang lingkup manajemen public relations meliputi :Manajemen kegiatan public relations yang dilakukan oleh organisasi Manajemen kegiatan public relations yang lebih khusus
Teori – teori yang menjadi landasan manajemen public relations, diantaranya:
.
- 1. The Excellence TheoryTeori ini merupakan hasil kajian yang dilakukan oleh James E. Grunig, Larissa A. Grunig, dan David M. Dozier yang meneliti praktek-praktek organisasi yang dikenal dengan manajemen public relations dan manajemen komunikasi khususnya praktek-praktek yang berhubungan dengan empat macam model atau filosofi public relations yaitu publisitas atau agen pers, informasi publik, dua arah asimetris, dan dua arah simetris.
Hasil studi menunjukkan bahwa model public relations yang paling efektif adalah model simetris dua arah karena adanya nilai-nilai pengertian bersama dan advokasi dua arah. Secara umum, teori ini menyatakan bahwa nilai komunikasi dapat dilihat melalui empat tingkatan, yaitu :
Tingkatan program – organisasi yang efektif harus menguatkan public relations sebagai fungsi manajemen yang kritis
Tingkatan fungsional – public relations harus terintegrasi dengan fungsi-fungsi komunikasi dan terpisah dari fungsi manajemen lainnya termasuk marketing
Tingkatan organisasi – organisasi yang efektif harus mendasarkan komunikasi internal dan eksternal serta membangun hubungan pada model simetris dua arah
Tingkatan sosial – organisasi harus menyadari dampak organisasi terhadap organisasi lain dan publik. Suatu organisasi dapat dikatakan tidak akan efektif kecuali jika organisasi tersebut bertanggung jawab secara sosial
2. Contingency Theory
Teori ini merupakan reaksi dari the excellence theory.
Teori ini menawarkan nilai-nilai inti dari model simetris dua arah
dengan model yang lebih situasional (Marsh dalam Eadie, 2009 : 717-718).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar