Minggu, 19 Mei 2019

Produksi multimedia /pengelolaan social media





3-TAHAP ALUR PRODUKSI MULTIMEDIA
Metodologi yang paling umum dipakai pada proses produksi Multimedia adalah yang biasa disebuat dengan alur produksi 3 tahap. Secara umum, proses produksi multimedia dirancang dengan menjalankan 3 tahap sebagai berikut;

Pra produksi / Pre-Production
Produksi / Production
pasca produksi / Post-Production


 1.    PRA-PRODUKSI

Tahap pra produksi adalah segala kegiatan yang berhubungan dengan persiapan sebelum melakukan produksi. Tahap ini biasanya berjalan sangat lama bahkan terkadang sampai menyita sumber daya waktu 75 % dari keseluruhan produksi. Tahap pra produksi terdiri dari beberapa langkah, antara lain:

PENDIFINISIAN KONSEP

VISI DAN KONSEP, TUJUAN, TARGET AUDIEN, AUTHORING TOOL, MEDIUM DELIVERY,  PLANNING

PRODUCTION PLAN

STORY BOARD, CONTENT OUTLINE, BUDGETING, SCHEDULING, ASSET MANAGEMENT, TESTINGSATFFING

BUILDING PROTOTYPE

LEGAL ASPECT

COPYRIGHT/HAK CIPTA , LEGALITAS,ROYALTY

CLIENT SIGN OFF AND FUNDING

BRAINSTORMING,  UP DATE TECHNOLOGY

ASSEMBLE TEAM

DESIGNER, STORYBOARDER, DIRECTOR , MUSIC COMPOSER, PRODUCER, ECT

DESAIN

KONTEN, SERVICES, ARSITEKTUR INFORMASI, INTERAKSI, NAVIGASI,THUMBNAIL, MOCK UP

 Konseptualisasi atau ide
Proses pembuatan multimedia dimulai dengan sebuah “gagasan” atau “visi” yang merupakan titik awal konseptual. Ide harus bisa menjawab pertanyaan mengapa mengembangkan sebuah proyek multimedia;

–  Apakah multimedia merupakan opsi yang terbaik, atau paling efektif jika dibandingkan dengan bentuk print media ?

–   Apakah konsep atau ide mengandung nilai jual tinggi(profitable)?

–   Siapa yang akan menjadi pengguna akhir dari produk multimedia ini?

–   seperti apa platform pemutar multimedia mereka?

Tujuan proyek
Pengembang multimedia  harus menentukan tujuan yang harus dicapai oleh produk akhir multimedia tersebut. Tujuan harus bisa dihitung(measurable) dan ditelaah dari sudut pandang pengguna.

Target Audience
Kepada siapa produk multimedia akan ditujukan bisa dilihat berdasarkan demografinya:

–   Umur

–   Gender

–   Latar belakang pendidikan

–   Strata sosio ekonomi

–   Latar belakang etnis

–   Bahasa

–   Profesi

–   Ekspektasi

Media
Bagaimana pesan/konten bisa menjangkau pengguna, media apa yang paling sesuai digunakan;

–   CD-ROM

–   Disk

–   web

–   Intranet

–   kiosk

–   Perangkat apa yang dimiliki oleh pengguna

–   Hambatan teknis apa yang harus dilalui

Authoring Tools
Pengembang menentukan tool-tool authoring apa yang digunakan. Authoring adalah sarana untuk menggabungkan semua elemen; Text, graphics, animation, Sound, video.

 Planning
Dalam tahapan ini perlu adanya perencanaan yang matang pada awal sebelum project dimulai. Perencanaan meliputi:

– Time Planning

membuat timeline project secara detail mulai dari proses konsep, desain, sampai produksi.

– Work Planning

Membuat workflow yang jelas. Tahapan demi tahapan disebutkan secara detail

– Financial Planning/Budgeting

Membuat perhitungan biaya yang jelas dan rasional.

Legalitas
Produsen dan pengguna program multimedia harus menyadari dan mematuhi undang-undang hak cipta. Multimedia, menurut definisi, menggabungkan berbagai unsur dari berbagai sumber, maka dari itu adalah penting untuk mengetahui bagaimana penggunaan materi-materi diatur dalam batasan hukum. Juga penting untuk mendapatkan hak cipta untuk produksi sendiri, setelah produksi selesai.

2. PRODUCTION

Tahap produksi merupakan tahap implementasi pra-produksi dimana semua anggota tim pengembang multimedia bekerja. Secara umum tahap produksi multimedia adalah sebagai berikut :

CONTENT CREATION

ELEMEN, SPECIAL EFFECTS, MUSIC,

CONTENT PROCESING

PROOFING, EDITING, ASEMBLY, FORMATING, COMPRESSION

INTEGRATION OF CONTENT AND SOFTWARE

TESTING, REVISE, DOCUMENTATION

REVISE DESIGN

EVALUATION

BUILD BETA VERSION

BUILD ALPHA VERSION

Konten
Konten adalah obyek-obyek yang terdapat pada aplikasi yang sedang dikembangkan.

Pemrosesan isi
Proofing, editing, assembly, formatting, compression

Pengintegrasian isi dan software
Produk harus memudahkan  pengguna untuk mengakses atau menggunakannya, serta software yang digunakan harus up  date

Merevisi isi dan software
Menetapkan desain akhir, produk yang terbaik biasanya hasil dari umpan balik (dari tester)yang berkesinambungan dan modifikasi yang diimplemantasikan pada seluruh proses produksi

Membangun / membuat versi alfa
Ditetapkannya fungsionalitas, kelengkapan implementasi utama, mengintegrasikan semua modul dalam satu kesatuan.

Evaluasi :
Mengevaluasi setiap hambatan yang terjadi, hasil evaluasi harus dibuat catatannya serta catatan antisipasinya ini penting untung pegangan proyek berikutnya yang akan dibahas pada saat memulai proyek selanjutnya, untuk menge-liminir kesalahan serta gangguan

Merevisi software dan isi berdasarkan evaluasi
Temuan-temuan dijadikan acuan untuk merevisi kekurangan baik, itu berupa software atau isi.

Membangun / membuat versi beta
Versi alfa direvisi dan di launching ulang sebagai versi beta.

3. TAHAP PASCA-PRODUKSI

Adalah tahap penyelesaian produksi mutimedia menjadi hasil akhir. Tahap Pasca produksi/Post Production diterapkan terutama pada bidang multimedia broadcasting; program television, video, audio recording, photography dan animasi.

Setelah aplikasi beta diuji dan direvisi, itu memasuki tahap pengemasan. Produk akhir bisa dibakar ke CD-ROM atau dipublikasikan di internet sebagai sebuah konten web.

BETA TESTING

PROOF CONTENT, PROOF TESTING, CHECK FOR UNEXPECTED ERRORS

EVALUATIONN

ACHIEVE ALL PRODUCTION MATERIAL

DOCUMENTATION, AFTER SALES,SOURCE ASSET, MASTER DIGITAL FILES, FINAL ASSETS,

REVISE

CONTENT AND SOFTWARE

RELEASE GOLDEN MASTER



Evaluasi
Evaluasi terakhir dilakukan setelah mendapat umpan balik dari beta testing.

Merevisi 
Revisi pada pasca produksi berarti melakukan penyesuaian akhir pada produk berdasarkan hasil evaluasi sebelum produk dilaunching.

Meluncurkan produk jadi
Produk disebarkan kepada pengguna atau diserahkan kepada klien.





Cara Membuat Strategi Marketing Social Media dari Awal



Cara Membuat Strategi Marketing Social Media dari Awal
Memikirkan strategi marketing untuk social media pada awalnya sangat membingungkan.
Ibaratnya seperti Anda seseorang yang pemula dan melakukan aktivitas memanjat tebing untuk pertama kalinya.
Anda mungkin tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Anda dan teman Anda masih sangat newbie tentang tali-menali, rappelling, serta teknik untuk memanjat tebing. Anda melihat orang lain dapat melakukannya dengan baik.
Dalam pikiran, Anda akan merasa sangat senang jika berhasil mencapai puncak dari panjat tebing, tetapi Anda tidak mengerti bagaimana cara untuk mencapainya.
Hal ini sama halnya dengan strategi marketing untuk social media.
Jika Anda memulai dari nol, akan terasa mendebarkan serta luar biasa.
Anda tahu apa yang ingin Anda lakukan dan kenapa. Anda dapat melihat orang lain telah memanjat gunung social media dan Anda memiliki beberapa ide bagaimana menuju ke sana sendiri.
Anda perlu yang namanya rencana.
Artikel kali ini akan mengajak Anda untuk mengetahui cara membuat strategi marketing untuk social media yang pastinya akan membantu Anda dalam mengembangkan bisnis, terutama bagi Anda yang ingin mencoba dari offline ke online.
Mari kita mulai pembahasannya.

Rencana Marketing Social Media

Mulai dari dasar sampai pada tahap membangun, berikut ini adalah bentuk keseluruhan dari cara membuat rencana social media marketing.
Bentuk rencananya itu seperti perjalanan, mulailah dengan mengarahkan diri Anda ke jalan yang benar, kemudian pilih cara Anda akan sampai di sana, check-in secara teratur untuk memastikan Anda berada di jalur, dan bersenang-senang sepanjang perjalanan.
Langkah 1 : Pilih jaringan sosial Anda
Langkah 2 : Isi semua profil Anda secara lengkap
Langkah 3 : Temukan voice dan tone Anda
Langkah 4 : Pilih strategi postingan Anda
Langkah 5 : Analisis, tes, dan iterate
Langkah 6 : Mengotomatisasi, engage dan dengarkan

Langkah 1 : Pilih Jaringan Sosial Anda

jaringan-sosial
Bagi Anda yang baru ingin beralih dari bisnis offline ke online, mungkin diantara Anda sudah memiliki data base customer, bisa berupa alamat atau nomor telepon yang bisa dihubungi. Data ini bisa Anda keep dan kembangkan setelah Anda membaca artikel ini.
Untuk masa peralihan dari bisnis offline ke online, Anda bisa melakukan riset lebih lanjut tentang mereka. Caranya? Bisa dimulai dengan menentukan social media.
Sekarang ini social media sudah banyak sekali jenis jaringannya. Masing-masing jaringan memiliki keunikan, dengan praktik terbaik, gaya sendiri, dan audiens sendiri.
Anda harus memilih jaringan sosial yang cocok dengan strategi dan goal ingin Anda capai di social media.
Anda tidak perlu menggunakan semua jaringan sosial, pilih yang menurut Anda paling penting dan dapat membangun engagement dengan audiens.
Ada beberapa yang perlu dipertimbangkan, agar nantinya dapat membantu Anda bukan hanya memilih jaringan sosial mana yang perlu dicoba tetapi juga berapa kali Anda harus mencobanya.
Waktu – Berapa banyak waktu yang dapat Anda berikan untuk jaringan sosial? Untuk di awal, Anda cukup menyediakan waktu 1 jam / hari.
Sumber – Personil dan skill apa yang harus Anda miliki? Jaringan sosial virtual seperti pinterest dan Instagram memerlukan gambar dan foto. Jejaring sosial seperti Google+ menekankan kualitas konten. Apakah Anda memiliki sumber untuk menciptakan apa yang dibutuhkan?
Audiens – Dimana customer potensial Anda suka berkumpul? Jejaring sosial mana yang memiliki demografi yang tepat?
Untuk penutup dari langkah pertama ini, Anda dapat mereferensikan penelitian audiens dan demografi dari survei seperti yang dilakukan oleh Pew Research.
Misalnya, Pew memiliki data lengkap, dari demografi untuk Facebook, Twitter, Instagram, Pinterest, dan LinkedIn.

Langkah 2 : Isi Semua Profil Anda Secara Lengkap

Salah satu situs yang sering melakukan cek bulanan terhadap isi website mereka adalah Buffer.
Ada yang bertugas untuk mengunjungi masing-masing profil social media Buffer dan memastikan bahwa avatar, meliputi foto, bio, serta info profil sudah up-to-date dan lengkap.
Ini adalah bagian kunci untuk pemeriksaan social media mereka.
Profil yang diisi secara lengkap menunjukkan profesionalisme, melekatkan branding, dan sebagai sinyal kepada pengunjung bahwa Anda serius tentang enganging.
Untuk visual, Anda perlu menjadi lebih konsisten dan memfamiliarkan visual Anda dengan visual yang akan gunakan di social media.
Misalnya avatar Anda pada Twitter dicocokkan dengan avatar pada Facebook. Cover foto Anda di Google+ dapat dibuat mirip pada cover LinkedIn.
visuals
Untuk membuat gambar-gambar ini, Anda perlu mengetahui ukuran grafik gambar social media yang akan menunjukkan rincian tepat dari dimensi untuk setiap foto pada setiap jaringan.
Anda dapat menggunakan tool seperti Canva untuk memudahkan pembuatan serta menghemat waktu. Tool ini dilengkapi dengan prebuilt template yang akan mengatur ukuran tepat untuk gambar Anda.
Screen-Shot-2014-07-15-at-4.27.22-PM
Untuk teks, area yang perlu Anda kustomasi adalah bagian bio/info. Membuat bio social media yang professional dapat dipecah menjadi 6 aturan sederhana.
  1. Tampilkan : kalimat “Apa yang telah saya lakukan” bekerja jauh lebih baik dari “Siapa saya”.
  2. Menyesuaikan keyword dengan audiens Anda.
  3. Bahasa tetap segar : hindari istilah-istilah.
  4. Menjawab pertanyaan dari follower potensial Anda : “Apa untungnya bagi saya?”
  5. Jadilah lebih personal dan ramah.
  6. Sering melakukan kunjungan lagi.

Langkah 3 : Temukan Voice dan Tone Anda

voice
Anda mungkin tergoda untuk langsung terjun dan mulai berbagi. Hanya satu langkah lagi sebelum Anda melakukannya.
Terjun ke dalam social media akan lebih fokus dan langsung kepada titik sasaran jika Anda memiliki voice dan tone untuk “memukul” konten Anda.
Untuk melakukannya, Anda bisa menghabiskan waktu dengan mencari tahu persona marketing dan memperdebatkan poin-poin penting dari pernyataan misi Anda serta data customer dengan partner kerja Anda.
Hal itu memang bagus. Namun, rencana marketing social media Anda baru menjalankannya proses ini dari bawah, Anda dapat membuat proses ini sedikit lebih mudah.
Mulai dengan pertanyaan seperti ini :
Jika brand Anda adalah orang, seperti apa kepribadian yang ia miliki?
Jika brand Anda adalah orang, apa hubungan mereka ke konsumen? (sebagai coach, teman, guru, etc)
Jelaskan secara adjektif yang bukan termasuk dari personality perusahaan Anda
Apakah ada perusahaan lain yang memiliki personality yang mirip dengan perusahaan Anda? Pada bagian apa yang mirip?
Bagaimana Anda ingin customer melihat perusahaan Anda?
Pada akhir pelatihan ini, Anda harus bisa menyampaikan secara adjektif yang mendeskripsikan voice dan tone dari marketing Anda.
Pertimbangkan hal ini untuk menjaga agar Anda tetap pada track : Voice adalah pernyataan misi, sedangkan tone adalah pelaksanaan misi tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar